penyebab kegagalan bisnis

Untuk membangun suatu usaha tentunya memerlukan faktor-faktor yang sangat kuat seperti tenaga dan modal. Di samping ikhtiar dalam membangun ternyata terdapat risiko yang juga sangat penting untuk ditengarai yaitu kegagalan. Kegagalan dalam berbisnis sejatinya bukanlah hal yang mengejutkan karena “musibah” ini tidak hanya menimpa bagi usahawan yang baru saja merintis usaha tetapi juga dapat menimpa perusahaan yang selama ini memiliki prospek cemerlang dan bonafide. Oleh itu, perlunya persiapan dan kesiapsiagaan terhadap adanya ancaman yang dapat menggagalkan usaha. Berikut ini ada beberapa penyebab kegagalan bisnis yang perlu kita pahami dan antisipasi.

1. Perencanaan merintis usaha yang belum masak

Membangun dan merintis usaha harus menggunakan kemampuan perencanaan seperti merencanakan jenis usaha apa yang ingin dirintis, berapa modal yang diperlukan, siapa sasaran pasar kita, dan apa saja risiko yang akan dihadapi seiring dengan berjalannya usaha. Jenis usaha harus memiliki arah yang sebanding dengan sasaran pelanggan setidaknya yang berada di wilayah sekitar usaha kita atau yang sedang digandrungi oleh orang banyak. Setelah kita memahami sasaran pasar, hitunglah modal yang diperlukan dan apa risikonya. Dari sinilah kita dapat membangun usaha yang tidak berlebih-lebihan (muluk-muluk).

2. Tidak memiliki visi, misi, dan inovasi

Suatu organisasi tidak akan berdiri lama jika tiada visi dan misi sebagai landasan. Visi menjadi pemicu untuk menciptakan misi. Misi yang sudah terbentuk dilaksanakan dengan penuh inovasi agar tidak tertinggal oleh modernisasi teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Begitu pun dengan perusahaan, ketiga faktor ini sangat esensial demi keberlangsungan usaha atau siap-siaplah produk atau jasa yang Anda tawarkan akan ditinggalkan pelanggan Anda satu per satu.

3. Sistem manajerial yang semrawut

Tata kelola perusahaan harus dimulai sejak awal berdirinya perusahaan itu sendiri. Tata kelola dapat dibentuk secara tertulis dalam suatu standard operating procedure (SOP) yang tepat guna sehingga SOP bukan lagi suatu pajangan di rak dokumen melainkan menjadi pedoman bagi semua jajaran manajemen dan direksi di perusahaan terkait. Dengan demikian kegiatan operasional terstruktur dan terpantau dengan baik dan benar. Dampaknya pun akan terasa pada kepuasan pelanggan.

4. Tidak mengandalkan periklanan

Sungguh suatu hal yang mustahil jika perusahaan terutama yang bergerak dalam bidang perdagangan tidak pernah mempromosikan barang/ jasa yang ditawarkannya meski dengan kapasitas kecil “mulut ke mulut” atau “pintu ke pintu”. Periklanan terbukti ampuh memberi kesadaran atas eksistensi usaha Anda. Tidak perlu mengiklankan di media massa atau dalam papan reklame yang memerlukan dana yang sangat banyak, cukup manfaatkan media sosial terlebih dahulu, optimalkan jaringan sosial mulai kerabat hingga kawan kecuali jika bisnis Anda memiliki modal yang banyak dan sudah dianggarkan untuk berekspansi beriklan dengan skala yang besar juga.

5. Modal yang kurang

Modal memang menjadi kendala utama terutama bagi yang ingin membuka bisnis. Pengajuan modal usaha melalui perbankan pun tidak jarang ditolak dengan alasan klasik seperti prospek usaha, perputaran uang, dan sebagainya. Meskipun demikian, modal yang kecil semestinya dapat dioptimalkan untuk kegiatan operasional yang ensensi. Kurangi pengeluaran untuk membeli peralatan yang tidak terlalu penting dan juga efisiensi keuangan dengan tidak melakukan pemborosan.

6. Tidak serius dalam mengoptimalkan layanan purnajual

Layanan purnajual ibarat jaminan selama-lamanya bagi pelanggan. Akan menjadi sia-sia suatu produk/ jasa yang bermutu tinggi namun tidak dijamin dengan dukungan pelanggan. Pelanggan akan merasa aman dan nyaman jika produk/ jasa yang dibeli memiliki garansi layanan yang memuaskan. Tidak terdapatnya layanan purnajual sama saja dengan mematikan alur bisnis Anda.

7. Tidak menyelenggarakan riset/ survei

Anda harus mengenal siapa sasaran pasar Anda dan Anda juga harus mengenal siapa pesaing Anda. Studi banding atau penelitian kepada responden terkait dengan jenis usaha Anda akan memberikan gambaran seperti apa inovasi produk/ jasa yang Anda tawarkan sesuai dengan keperluan atau tren permintaan pasar. Kesalahan dalam menciptakan produk/ jasa akan membuat produksi Anda tidak laku di pasaran.

8. Pencatatan keuangan tidak menganut prinsip entitas (kesatuan usaha)

Ini terkait dengan salah satu prinsip akuntansi. Prinsip entitas merupakan suatu konsep untuk memisahkan pencatatan keuangan perusahaan dan pribadi. Pencampuran pencatatan kerap dilakukan oleh usahawan yang belum memiliki perangkat penunjang yang memadai dan terpadu alias masih dalam pencatatan manual di dalam buku catatan. Akibatnya pencatat keuangan itu sendiri yang akan bingung mengklasifikasi mana saja transaksi perusahaan dan mana saja transaksi pribadi/ keluarga. Untuk itulah, sistem akuntansi yang terintegrasi dan otomatis sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran usaha termasuk mempercepat waktu dalam mengambil keputusan bisnis.

9. Terlampau memikirkan kemungkinan buruk

Hal terakhir yang perlu diwaspadai adalah kemantapan jiwa dan mental. Jangan terlalu memikirkan hal-hal buruk seperti risiko yang kemungkinan terjadi sehingga untuk menjalankan usaha pun akan menjadi risau bahkan tidak jadi. Jadikanlah risiko usaha sebagai pemicu untuk berani berusaha dan berani juga untuk menghadapi risiko itu. Tidak ada bisnis yang tidak berisiko. Keberanian usaha dengan segala macam pertimbangan yang tepat akan memberikan pengalaman bisnis yang gemilang.

Demikianlah beberapa penyebab kegagalan bisnis yang dapat saya sampaikan. Semoga dengan adanya artikel ini kita dapat menghindari atau setidaknya meminimalisir kegagalan saat berbisnis.