cara menjadi pemipin tegas

Di dalam dunia kerja, masih banyak sekali ditemui orang-orang yang kurang percaya diri, bahkan sulit untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang tegas di tempat kerja mereka.

Padahal dengan membiarkan masalah ini muncul tentu akan merugikan diri mereka sendiri.

Arti Pemimpin yang Tegas

Daftar Isi

Menjadi pemimpin yang tegas terkadang banyak disalahartikan.

Hal tersebut terjadi karena banyak orang yang berpikir bahwa menjadi tegas harus dengan memasang wajah yang dingin serta berbicara dengan keras.

Namun, sebenarnya sikap tegas merupakan bagaimana cara Anda bisa memberi tahu orang lain mengenai apa yang Anda inginkan dan tidak Anda inginkan secara jujur, lugas, elegan dan tentunya penuh dengan rasa percaya diri.

Kemudian orang yang bersikap tegas tersebut juga harus mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah dikatakannya.

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa tegas bukan selalu berarti keras.

Sikap tegas merupakan sikap yang kuat dalam mempertahankan argument, namun juga harus berpikiran terbuka pada saat yang bersamaan.

Pengertian Pemimpin

Menurut Suradinata (1997:11), salah satu seorang pakar, menyebutkan pemimpin adalah orang yang memimpin sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga.

Sementara itu, yang disebut dengan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang pemimpin dalam mengendalikan, memimpin, mempengaruhi pikiran, perasaan atau perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kepemimpinan juga sering disebut sebagai suatu talenta yang dimiliki oleh pribadi seseorang sehingga membuatnya mampu memimpin dalam bermacam-macam aspek, baik aspek intern ataupun aspek ekstern.

Jika menggunakan bahasa Inggris, pemimpin diterjemahkan sebagai LEADER, yaitu orang yang memiliki kewajiban untuk LEAD anggota di sekitanya.

LEAD itu sendiri dalam sebuah referensi juga memiliki maksud tersendiri, yaitu:

  • Loyality artinya seorang pemimpin harus bisa membangun kesetiaan di antara masing-masing rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya untuk tujuan bersama.
  • Educate artinya seorang pemimpin bisa untuk mengedukasi rekan-rekannya.
  • Advice artinya pemimpin harus bisa menyampaikan saran, solusi dan nasihat atas permasalahan yang dihadapi.
  • Discipline artinya pemimpin memberikan keteladanan dalam kedisiplinan dan menanamkan kedisiplinan di setiap aktivitasnya.

Teori Kepemimpinan yang Tercatat dalam Sejarah Dunia

Adapun terdapat tiga teori yang menjelaskan tentang pemimpin, antara lain sebagai berikut:

1. Teori Genetis

Pemimpin tidaklah diciptakan karena keadaan sekitarnya, tetapi pemimpin lahir karena bakat-bakat natural yang dimilikinya sejak dilahirkan.

Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam kondisi apa pun. Secara filsafat, teori ini menganut paham deterministis.

2. Teori Sosial

Pemimpin itu mesti disiapkan, dididik, serta dibentuk, bukan dilahirkan begitu saja. Setiap orang bisa jadi pemimpin melalui persiapan, pelatihan dan didorong oleh keinginan hati nuraninya.

Teori ini merupakan lawan atau anti tesis dari teori genetis.

3. Teori Ekologis atau Sintetis

Seorang akan sukses menjadi pemimpin jika setelah lahir, dia memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Dan bakat-bakat ini terus berkembang melalui pengalaman dan pelatihan.

Bakat ini bisa juga muncul karena adanya pengaruh dari kondisi lingkungan atau ekologisnya.

Teori ini muncul sebagai bentuk reaksi atas teori genetis dan teori sosial.

Karakter Seorang Pemimpin

Tidak semua orang bisa menjadi seorang pemimpin. Memang untuk menjadi pemimpin ada kriterianya. Dan kriteria itu hanya dimiliki oleh orang tertentu saja.

Terkait dengan karakter seorang pemimpin, Stogdill dan Lee (1989), para pakar bisnis, mengatakan bahwa para pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan yang terlihat dalam karakternya.

Karakter tersebut antara lain adalah:

  • Memiliki kapasitas, seperti keahlian, kecermatan, komunikasi, keahlian menilai.
  • Punya Prestasi (Achievement ), seperti gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, penghargaan dalam olah raga dan atletik.
  • Bertanggung jawab, contohnya memiliki kemandirian, berinisiatif, gigih, ulet, percaya diri, agresif, dan mempunyai ambisi.
  • Bersedia berpartisipasi, seperti memiliki kepekaan sosial yang tinggi, mampu berkawan, kooperatif ataupun senang bekerja sama, gampang beradaptasi, mempunyai rasa humor.
  • Memiliki status sosial yang jelas, seperti mempunyai kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer, terkenal.

Sementara itu dalam ajaran Islam, secara spesifik juga menyebutkan ciri utama seorang pemimpin. Setidaknya ada empat karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu:

  • Siddiq (benar) sehingga beliau bisa dipercaya.
  • Tabligh (penyampai) ataupun talenta berkomunikasi dan bernegosiasi.
  • Amanah (punya tanggung jawab) dalam melaksanakan tugasnya.
  • Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, delegasi, kebijakan serta mampu mengimplementasikannya.

Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan Seorang Leader

Dirangkum dari beberapa sumber bahwa dalam penerapan manajemen terdapat empat gaya kepemimpinan seorang leader dalam memimpin timnya, yaitu:

1. Democratic Leadership

Ialah suatu gaya kepemimpinan yang mementingkan sebuah kecerdasan untuk menciptakan adab dan pemikiran dalam membangun kepercayaan.

2. Dictatorial atau Autocratic Leadership

Yaitu suatu gaya leadership yang menitikberatkan kepada kepiawaian untuk mendorong keinginannya untuk menyatukan pengikut-pengikutnya demi kepentingan pribadinya dan/atau golongannya.

Dengan catatan dia bersedia dan sanggup untuk menerima semua risiko apa pun atas apa yang diputuskannya.

3. Paternalistic Leadership

Adalah perwujudan atau kombinasi antara model kepemimpinan democratic dan dictatorial. Pada dasarnya seorang pemimpin boleh saja menuntun apa pun, selama tuntutan itu melalui jalur demokrasi.

Tipe kepemimpinan ini dapat diibaratkan pemimpin diktator tapi berwajah demokratis.

4. Free Rein Leadership

Merupakan sebuah gaya kepemimpinan yang 100% memberitahukan sepenuhnya seluruh kebijakan pelaksanaan manajemen sumber daya manusia kepada bawahannya.

Bawahan dapat bekerja dengan berpegang pada ketentuan-ketentuan pokok yang telah ditetapkan oleh pemimpin mereka.

Tipe-tipe Kepemimpinan

Adapun tipe pemimpin menurut W.J. Reddin pada buku What Kind of Manager yang di sunting oleh Wajosumidjo (Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai) adalah sebagai berikut:

  • Berorientasikan tugas (task orientation)
  • Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation)
  • Berorientasikan hasil yang efektif (effective orientation)

Berdasarkan orientasi tipe pemimpin, maka ada delapan tipe kepemimpinan, yaitu:

1. Tipe Deserter (Pembelot)

Sifatnya antara lain berakhlak rendah, tak memiliki rasa kontribusi, tanpa loyalitas, minus kesetiaan serta wewenang, sulit diramalkan.

2. Tipe Birokrat

Sifatnya yaitu kaku dan patuh dengan semua peraturan maupun norma-norma. Dalam organisasi, sosok ini memiliki kepribadian yang cermat, disiplin, dan keras.

3. Tipe Misionaris (Missionary)

Sifatnya yang dimiliki oleh tipe pemimpin seperti ini adalah terbuka, sukan menolong, berhati lembut, dan memiliki sikap ramah-tamah.

4. Tipe Developer (Pendiri)

Sifatnya yang dimiliki oleh pemimpin tipe ini adalah kreatif, dinamis, inovatif, memberikan atau melimpahkan kekuasaan dengan maksimal, menurunkan kepercayaan pada bawahan.

5. Tipe Otokrat

Tipe pemimpin ini memiliki sifat yang keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, tidak suka mengalah, dan sombong.

6. Tipe Benevolent Autocrat (Otokrat yang bijak)

Jenis pemimpin ini memiliki sifat seperti suka berkomunikasi secara lancar, tugas kerja selalu tertata, lihai saat mengorganisir, memiliki rasa keikutsertaan diri yang tinggi.

7. Tipe Compromiser (Kompromis)

Sifat pemimpin jenis adalah tidak punya keputusan yang pasti atau jelas, mengambil keputusan tanpa dasar yang jelas, memiliki pandangan pendek dan sempit, dan terlalu reaktif dalam memutuskan.

8. Tipe eksekutif

Sifat pemimpin jenis ini adalah memiliki kualitas tinggi, pandai menyampaikan dorongan yang positif, berpandangan jauh, dan gigih.

Ciri-ciri Pemimpin yang Tidak Tegas

Pemimpin yang tidak tegas pun juga dapat terlihat dari karekternya. Bahkan mereka juga memiliki ciri-ciri yang cukup mudah untuk dikenali.

Lalu bagaimana ciri-ciri pemimpin yang tidak tegas?

Berikut beberapa ciri-ciri yang biasa dimiliki oleh para pemimpin yang tidak tegas.

  • Selalu merasa takut bahkan takut di salahkan sehingga tidak berani dalam membuat keputusan pada waktu atau situasi yang tepat
  • Selalu merasa takut jika orang lain akan tersinggung/marah/sedih sehingga tidak berani dalam bersikap jujur ketika mengungkapkan secara apa adanya mengenai suatu kondisi yang sebenarnya
  • Selalu merasa tidak percaya diri, sering merasa ragu serta berpikiran negative
  • Tidak memiliki pendirian pribadi yang teguh sehingga mudah di alihkan oleh pendapat maupun bisikan orang lain
  • Sering berubah pikiran dan keputusan yang telah disepakati sebelumnya tanpa memiliki dasar dan tujuan yang jelas
  • Selalu merasa sungkan yang kuat tetapi tidak mempunyai inisiatif untuk bertindak
  • Suka menghindar atau mengelak apabila sedang terjadi suatu masalah pada timnya sehingga masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dan malah makin parah serta berkembang berlarut-larut

Apakah Anda sering menemui pemimpin dengan ciri-ciri seperti yang sudah disebutkan di atas?

Sangat di sayangkan apabila masih banyak sekali para pemimpin yang mempunyai sifat-sifat seperti yang telah disebutkan di atas.

Maka dari itu, agar hal ini tidak terjadi pada Anda, mulai sekarang cobalah untuk terus melatih diri agar dapat bersikap tegas.

Cara Menjadi Pemimpin yang Tegas dan Bijaksana

Menjadi seorang pemimpin atau bahkan karyawan yang tegas berarti Anda harus mampu menyampaikan argumen dengan sikap yang tetap santun tanpa perlu meninggikan nada suara dan penekanan kata yang keras.

Namun, lakukanlah dengan menggunakan penekanan yang jelas supaya orang lain dapat mengerti serta memahami maksud dan tujuan Anda meskipun tentunya menjadi seorang pemimpin tegas atau tidak tegas dapat saja marah sesekali.

Berikut cara menjadi seorang pemimpin yang tegas dan bijaksana di tempat kerja.

1. Mengubah Cara Berpikir Mengenai Konsep “Ketegasan”

Pikiran sangat berpengaruh terhadap tindakan dan perilaku tiap individunya.

Apabila Anda berpikir negatif, maka tindakan serta perilaku yang Anda lakukan juga akan memiliki aura yang negatif.

Begitu pula jika Anda berpikir positif, maka segala sesuatunya akan selalu menghasilkan dan memancarkan aura yang positif.

Maka dari itu, Anda perlu menanamkan pemikiran yang positif mengenai:

  • “Bersikap tegas merupakan suatu hal yang baik dilakukan.”
  • “Bersikap tegas tidak ada hubungannya dengan bertindak kasar atau marah-marah.”
  • “Bersikap tegas merupakan sebuah sikap yang jujur dan apa adanya, yang memiliki dasar, bukti dan tujuan yang jelas.”

2. Memahami Pentingnya Ketegasan

Cobalah Anda memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut ini agar Anda dapat memahami seberapa penting memiliki sikap tegas sehingga terpacu agar bisa bersikap tegas.

  • Mengapa Anda harus mengambil sikap tegas?
  • Apa dampak terhadap diri Anda maupun tim Anda apabila Anda tidak dapat bersikap tegas?
  • Apa keuntungan apabila Anda tidak tegas dan justru hanya diam saja serta tidak mengutarakan secara jujur mengenai situasi yang terjadi saat itu?

3. Belajar Mengendalikan Emosi

Cara kita dalam mengendalikan emosi berupa rasa takut ataupun rasa sungkan akan sangat menentukan keberhasilan diri Anda dalam bersikap tegas.

Sehingga berhati-hatilah dalam menjaga kestabilan emosi Anda setiap harinya.

Apa pun kondisi emosi Anda saat itu, usahakan supaya Anda selalu dalam emosi serta kondisi yang positif.

Apabila terdapat suatu keadaan yang membuat emosi Anda kurang baik segeralah kembali pada logika Anda.

Selalu utamakan sebab-akibat apa yang nanti akan berpengaruh terhadap hasil yang kita dapatkan, apakah hal tersebut menguntungkan atau justru sebaliknya.

Cobalah untuk berlatih dalam mengalahkan rasa takut/sungkan/khawatir mulai dari hal-hal yang kecil.

4. Menantang Diri Sendiri dalam Hal-hal Positif

Menjadi seorang pemimpin yang tegas berarti harus mampu dalam mengubah sudut pandangnya.

Termasuk dalam menganggap suatu risiko merupakan sebuah tantangan dan tantangan tersebut akan menjadi indah apabila dapat Anda taklukan.

Menjadi seorang pemimpin yang tegas juga harus selalu berpikiran dan melakukan hal-hal positif serta berusaha agar bisa menaklukan tantangan meskipun harus berhadapan dengan risiko buruk sekalipun.

5. Memiliki Gambaran Diri yang Positif

Pada saat Anda memiliki citra diri yang positif mengenai diri Anda sendiri, maka Anda akan mempunyai prinsip diri yang kuat pula serta tidak akan gampang merasa khawatir maupun akut dalam menyampaikan sesuatu secara jujur namun positf.

Ingatlah bahwa berbagi ketakutan atau kekhawatiran di dalam diri merupakan tindakan yang dapat menunjukkan citra diri yang negatif.

6. Membangun Rasa Aman untuk Orang-orang di Sekitar Anda Saat Bersikap Tegas

Seseorang yang merasa bahwa dirinya tidak nyaman, maka akan membangun tembok pelindung yang tebal.

Sehingga koreksi apa pun yang Anda sampaikan akan memantul begitu saja tanpa membuahkan perubahan yang baik dalam diri orang tersebut.

Maka dari itu, sangatlah penting dalam memberikan rasa aman bagi orang-orang di sekitar Anda supaya saat Anda bersikap tegas akan memberikan manfaat yang maksimal dan membuahkan hasil yang baik pula.

Semua hal tersebut dapat menciptakan hasil yang baik berdasarkan bagaimana cara Anda bersikap atau dapat mengubah ekspresi ketegasan agar pandangan orang lain terhadap sikap Anda juga dapat berubah dan muncul rasa aman.

Karena dengan perasaan nyaman tersebut akan membuat orang yang Anda tegur akan mendengarkan koreksi secara efektif.

Tugas Utama Seorang Pemimpin

Adapun tugas pemimpin adalah sebagai berikut:

1. Pemimpin bekerja sama dengan pihak lain

Seseorang pemimpin memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dengan banyak orang, salah satunya dengan atasan, karyawan, rekan sepekerjaan ataupun pihak lain dari luar perusahaan.

2. Berani Bertanggung jawab

Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menentukan kewajiban dalam menjalankan tugas, menjalankan pertimbangan, dan untuk memperoleh outcome yang paling sesuai.

Pemimpin juga memiliki tanggung jawab memastikan staffnya melakukan pekerjaan mereka tanpa gangguan dan kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

Pemimpin hanya bisa menentukan tugas dengan mementingkan prioritas. Dalam metode pencapaian target, pemimpin harus bisa mempercayakan tugas-tugasnya kepada karyawan.

Kemudian pemimpin harus mampu menentukan waktu secara tepat dan menyelesaikan persoalan secara efektif.

4. Pemimpin perlu berpikir secara analitis serta konseptual

Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang logis serta konseptual. Dengan demikian, pemimpin bisa mengenali masalah dengan tepat.

Selain itu, pemimpin juga perlu mampu menguraikan semua pekerjaan menjadi lebih jelas dan dapat bersinergi dengan pekerjaan lainnya.

5. Menjadi perantara dalam konflik

Dalam sebuah kelompok atau organisasi terkadang akan muncul sebuah perselisihan atau konflik. Jika hal ini muncul, pemimpin harus menjadi seorang penengah atau perantara dalam konflik.

6. Pemimpin adalah seorang politisi dan diplomat

Seseorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan persetujuan. Sebagai seseorang diplomat, seorang pemimpin harus sanggup mewakili kelompok atau organisasinya.

Perbedaan Pemimpin dan Manajer

Pemimpin dan manajer bisa dikatakan berada pada posisi yang sama. Namun, pada kenyataannya keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

Oleh karena itu, untuk mengungkap apa saja perbedaan antara pemimpin dan manajer, maka kita harus paham dulu apa itu manajer.

Apa itu Manajer?

Manajer ialah seorang yang memiliki kewajiban untuk mengoordinasikan bermacam-macam kegiatan karyawan pada perusahaan.

Manajer juga perlu memastikan jika semua pekerja yang memiliki tanggung jawab pekerjaan dapat secara maksimal menyelesaikan tugas mereka masing-masing.

Setelah Anda mengetahui apa itu manajer, lantas apa saja perbedaan antara pemimpin dan menajer?

Berikut detail penjelasannya:

1. Pemimpin membangun visi, manajer membentuk tujuan

Seorang pemimpin memiliki pemikiran idealis tentang perusahaan di masa mendatang.

Pemimpin juga akan berpikir lebih jauh ke depan dibanding dengan pegawai biasa. Selain itu, pemimpin juga akan mengajak semua stakeholder untuk memahani visi yang telah ditentukan.

Sementara manajer lebih berfokus untuk mengatur, menakar, dan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh pemimpin.

Manajer juga senantiasa mengusahakan untuk menjamin visi yang dibuat oleh pemimpin perusahaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

2. Pemimpin menyampaikan motivasi, manajer hanya memerintah

Pemimpin akan memberikan dorongan pada seluruh karyawannya supaya senantiasa bekerja secara optimal.

Sedangkan tugas manajer adalah menginstruksikan pada karyawan agar menyelesaikan seluruh kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Pemimpin mempunyai ide, manajer mewujudkan ide

Pemimpin mempunyai banyak ide untuk pertumbuhan bisnis perusahaan. Ide-ide ini kemudian diserahkan kepada para manajer untuk dikerjakan.

Peran manajer adalah menjalankan ide itu berdasarkan arahan pemimpin.

Meskipun terkadang tidak masuk akal, manajer secara konsisten bekerja secara keras untuk mewujudkan ide tersebut dan memastikan semua karyawan bekerja secara maksimal.

4. Pemimpin mengambil risiko, manajer mengatur risiko

Pemimpin tidak akan pusing dengan risiko bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan. Mereka berpikir jika risiko besar, hasil yang didapatkan juga akan setimpal.

Hal ini jelas berkebalikan dengan manajer yang lebih cemas dalam mengambil risiko.

Karena itu, manajer selalu berusaha membuat analisis dan estimasi yang matang untuk meminimalisir kegagalan.

Sebab manajer akan memiliki tanggung jawab terhadap semua karyawan dan juga pemimpin perusahaan.

5. Pemimpin bersikap idealis, manajer bersikap realistis

Pemimpin harus memiliki karakter yang idealis.

Hal ini bertujuan agar seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan dapat bekerja dengan maksimal dan memperoleh hasil yang sesuai dengan ekspektasi.

Sementara manajer bersikap lebih realistis karena sudah mengerti secara rincian keadaan sebenarnya.

Adakalanya segala apa yang diminta seorang pemimpin tidak bisa dijalankan dengan semestinya karena terkendala keadaan.

6. Pemimpin mempunyai pengikut, manajer memiliki bawahan

Pemimpin mempunyai jabatan tinggi sehingga apa yang diperintahkannya akan dikerjakan oleh bawahannya.

Sementara manajer hanya memiliki beberapa bawahan saja sesuai divisinya. Karyawan akan bekerja berdasarkan arahan dari manajer untuk menyelesaikan tugas mereka.

7. Pemimpin memikirkan proses, manajer memikirkan hasil

Dalam menjalankan pekerjaan, karyawan bisa saja akan mengalami kesuksesan atau kegagalan dalam tugasnya.

Adanya kondisi ini akan dijadikan oleh pemimpin sebagai pembelajaran dan bahan pertimbangan agar hal buruk tidak diulangi lagi oleh karyawannya.

Sementara manajer fokus pada hasil, sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh pemimpin.

Manajer akan mengarahkan seluruh karyawan dan memastikan semua saling bekerja secara maksimal agar visi dan misi bisnis tercapai.