Metode Rata - Rata

Kelemahan dari Metode Rata – Rata pada Persediaan

Di era teknologi informasi yang berkembang pesat ini, berbagai bentuk informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan dengan cepat menjadi kebutuhan yang sangat penting. Informasi yang disajikan harus akurat sehingga dapat memberikan nilai manfaat bagi pengguna informasi.

Kebutuhan terhadap informasi merupakan prioritas utama bagi jajaran pengambilan keputusan dalam mengelola bisnisnya. Inilah yang menyebabkan informasi yang dikelola secara manual tidak lagi dapat digunakan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Melalui sistem informasi yang terkomputerisasi, maka informasi dapat diolah secara cepat dengan hasil yang akurat.

Perlunya Sistem Inventory atau Persediaan

Salah satu kebutuhan informasi yang membutuhkan sistem yang baik adalah sistem inventory atau persediaan. Hal ini disebabkan persediaan adalah aktiva yang aktif berubah dan berperan sebagai sumber penghasilan atas penjualan barang sebagai hasil produksi. Pada dasarnya ada tiga metode yang dapat digunakan dalam pengaturan penyediaan barang, yaitu FIFO (First In First Out) dimana barang yang masuk terlebih dahulu akan dijual terlebih dahulu, LIFO (Last in First Out) yaitu barang yang paling akhir masuk yang pertama kali dijual, dan average. Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Misalnya untuk FIFO, jika terjadi kenaikan atau penurunan harga, maka laba akan nampak terlalu besar atau sebaliknya karena hasil penjualan sekarang dibebani dengan harga pokok sebelumnya. Kekuragan dari metode LIFO adalah, jika terjadi kenaikan harga maka laba akan nampak lebih kecil dan hal ini tidak disukai pemegang saham dan nilai persediaan yang ada di neraca tidak realistis.

Metode Rata – Rata pada Persediaan

Lalu bagaimana dengan metode rata – rata atau average? Metode rata – rata menerapkan bahwa barang yang dijual dibebani dengan HPP rata-rata. Penggunaan metode ini berdasarkan sistem pencatatan persediaan yaitu:
1. Rata-rata tertimbang biasanya digunakan untuk sistem fisik atau periodik. Metode ini menerapkan bahwa harga pokok rata-rata dikalkulasikan dengan membagi seluruh jumlah pembelian dengan kuantitas yang dibeli.
2. Rata-rata bergerak digunakan untuk sistem perpetual. Dimana harga pokok rata-rata dihitung setiap terjadi pembelian. Sehingga untuk barang yang dijual memiliki harga pokok yang berlainan. Sedangkan untuk persediaan akhir berlaku satu harga pokok rata-rata paling akhir yang memungkinkan berbeda dengan harga pokok barang yang dijual.

Karena harga barang saat masuk berbeda-beda dan dikeluarkan dengan harga jual yang sama, menyebabkan laba masing-masing barang tidak maksimal. Inilah yang merupakan kelemahan dari sistem average.