Salah satu strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan yang banyak diterapkan adalah konsep bisnis MLM atau Multilever Marketing.

Bisnis MLM atau Multi Level Marketing adalah sebuah sistem pemasaran berjenjang yang telah menjadi topik hangat dalam dunia bisnis. Banyak orang yang tertarik untuk memahami apa itu MLM atau Multi Level Marketing dan bagaimana cara kerjanya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang bisnis MLM, mulai dari pengertian, cara kerja, jenis-jenis, hingga keuntungan dan risiko bisnis.

Apa Itu MLM atau Multi Level Marketing?

MLM atau Multi Level Marketing adalah salah satu sistem pemasaran yang memanfaatkan pelanggan sebagai suatu jaringan distribusi. Dalam sistem ini, distributor atau member akan mendapatkan komisi atau bonus berdasarkan penjualan produk yang mereka lakukan dan juga dari penjualan yang dilakukan oleh distributor yang mereka rekrut.

Dengan kata lain, MLM adalah sebuah bisnis yang memiliki sistem berjenjang di mana setiap distributor memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin bagi distributor lain yang mereka rekrut.

Multi Level Marketing Adalah

Cara Kerja Sistem Multi Level Marketing

Dalam bisnis MLM, setiap distributor menjual produk perusahaan secara langsung kepada konsumen. Mereka juga merekrut distributor lain untuk bergabung dan menjual produk tersebut.

Setiap penjualan yang dilakukan oleh distributor yang direkrut, atau yang biasa disebut sebagai downline, akan memberikan komisi kepada mereka. Ini adalah salah satu alasan mengapa MLM sering disebut sebagai sistem pemasaran berjenjang.

Selain itu, di dalam bisnis MLM, distributor biasanya memanfaatkan jaringan pribadi mereka, seperti keluarga, teman, dan kolega. Mereka juga menggunakan berbagai strategi pemasaran, seperti pemasaran jaringan, pemasaran digital, dan pemasaran langsung, untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan mengembangkan jaringan mereka.

Jenis-Jenis Multi Level Marketing

Ada beberapa jenis MLM yang umum digunakan oleh perusahaan, di antaranya:

1. Binary Plan

Binary Plan memprioritaskan pengembangan keseimbangan jaringan dengan dua frontline. Dalam plan ini, setiap distributor hanya bisa memiliki dua downline di level pertama. Jika mereka merekrut lebih dari dua orang, downline tersebut akan ditempatkan di level berikutnya.

2. Matrix Plan

Matrix Plan mengembangkan jaringan dengan konsep tiga frontline dan selanjutnya ke bawah juga seperti itu. Dalam plan ini, setiap distributor bisa memiliki tiga downline di level pertama dan semakin ke bawah, jumlah downline yang bisa mereka miliki semakin banyak.

3. Break Away Plan

Break Away Plan memprioritaskan kelebaran, yaitu semakin banyak frontline yang bergabung maka semakin besar juga bonus yang diterima. Dalam plan ini, setiap distributor bisa memiliki jumlah downline yang tidak terbatas di level pertama.

Baca juga: 5 Tips Ekspansi Bisnis: Dari GOOD Menjadi GREAT Bisnis

Tujuan Bisnis MLM atau Multi-Level Marketing

Tujuan utama dari MLM adalah untuk memperluas jangkauan penjualan produk melalui pembentukan jaringan distributor. Dengan sistem ini, perusahaan bisa menjangkau konsumen di berbagai wilayah tanpa harus memiliki banyak cabang atau toko.

Selain itu, MLM juga bertujuan untuk memberikan peluang bisnis kepada individu yang ingin memiliki penghasilan tambahan atau bahkan menjadikan MLM sebagai sumber penghasilan utama mereka.

Ciri-ciri Bisnis MLM atau Multi Level Marketing

Bisnis MLM memiliki beberapa ciri khas, di antaranya:

  • Sistem Komisi Berjenjang

Setiap distributor mendapatkan komisi berdasarkan penjualan produk yang mereka lakukan dan juga dari penjualan yang dilakukan oleh distributor yang mereka rekrut.

  • Perekrutan Distributor

Distributor diharapkan untuk merekrut distributor lain untuk bergabung dan menjual produk perusahaan.

  • Penjualan Langsung

Produk perusahaan dijual langsung kepada konsumen oleh distributor.

  • Pelatihan dan Dukungan

Perusahaan memberikan pelatihan dan dukungan kepada distributor untuk membantu mereka dalam menjual produk dan merekrut distributor lain.

Baca juga: Cara Mudah Mengetahui Produk yang Paling Banyak Dicari

Perbedaan antara Multi Level Marketing dan Pyramid Scheme

Meski sering dikaitkan, sistem bisnis MLM dan Pyramid Scheme sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan.

Pyramid Scheme biasanya menekankan pada perekrutan anggota baru sebagai sumber pendapatan utama, sedangkan MLM menekankan pada penjualan produk.

Selain itu, Pyramid Scheme biasanya tidak memiliki produk yang nyata atau produk yang ditawarkan memiliki nilai yang sangat rendah dibandingkan dengan investasi yang harus dilakukan oleh anggota baru.

Contoh-Contoh Perusahaan Multi Level Marketing

Berikut ini adalah beberapa contoh perusahaan yang menerapkan sistem MLM:

1. Amway

Amway adalah salah satu perusahaan MLM terbesar di dunia. Perusahaan ini menjual berbagai produk, mulai dari produk kesehatan, kecantikan, hingga produk rumah tangga.

2. Herbalife Nutrition

Herbalife Nutrition adalah perusahaan MLM yang fokus pada produk nutrisi dan pengelolaan berat badan. Perusahaan ini memiliki jaringan distributor di lebih dari 90 negara.

Baca juga: Strategi Zara Raup Untung Triliunan Rupiah Tanpa Iklan

Keuntungan dan Risiko Multi-Level Marketing

Keuntungan utama dari MLM adalah peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan fleksibilitas waktu kerja.

Namun, bisnis MLM juga memiliki risiko, seperti investasi awal yang mungkin tidak akan kembali dan dalam proses ke depannya akan mngalami kesulitan dalam merekrut distributor baru.

MLM adalah

Cara Mengetahui apakah sebuah Perusahaan adalah MLM atau Pyramid Scheme

Untuk mengetahui apakah sebuah perusahaan adalah MLM atau Pyramid Scheme, Anda bisa memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Fokus pada Penjualan Produk

Perusahaan MLM seharusnya fokus pada penjualan produk, bukan pada perekrutan anggota baru.

  • Kebijakan Buyback

Bisnis MLM biasanya memiliki kebijakan buyback, yaitu perusahaan bersedia membeli kembali produk yang tidak terjual dari distributor.

  • Ada Produk yang Nyata

Selain dua aspek di atas, bisnis MLM juga harus memiliki produk yang nyata dan memiliki nilai yang sebanding dengan harga yang ditawarkan.

Apakah MLM itu Legal?

Multi-Level Marketing (MLM) adalah sistem yang legal di Indonesia, seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung. MLM, baik lokal maupun asing, diperbolehkan beroperasi di Indonesia berdasarkan peraturan ini.

Namun, ada syarat yang harus dipenuhi saat menyelenggarakan kegiatan usaha MLM. Multi Level Marketing dianggap legal selama mendapatkan Surat Izin Penjualan Langsung (SIPJ). MLM asing bisa beroperasi di Indonesia dengan catatan wajib bekerja sama dengan para distributor Indonesia dalam pemasaran produk.

Meski legal, praktek MLM seringkali menjadi kontroversial karena bisa menggunakan teknik perekrutan yang cukup “predator” dan tenaga kerja yang tidak dibayar dari para perwakilannya. Banyak kritikus yang mengatakan bahwa strategi bisnis MLM memiliki banyak kesamaan dengan skema piramida, yang ilegal di sebagian besar negara.

Baca juga: 5 Cara Membuat Deskripsi Produk yang Bikin Orang Ingin Beli

Apakah Bisnis MLM Halal atau Haram?

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa terkait bisnis MLM yang disebut sebagai pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS).

Berikut 13 syarat bagi MLM yang diperbolehkan (halal) sesuai dengan fatwa No: 75/DSN MUI/VII/2009 yang disahkan pada 25 Juli 2009:

  1. Ada obyek transaksi ril yang diperjualbelikan terdiri dari barang atau produk jasa.
  2. Barang atau produk jasa yang menawarkan barang yang bukan diharamkan dan bukan digunakan untuk sesuatu yang haram.
  3. Transaksi dalam perdagangan tidak mengandung unsur gharar, maysir, riba, dharar, dzulm, maksiat.
  4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (mark-up yang berlebihan).
  5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota, besaran maupun bentuknya harus berdasarkan prestasi kerja yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan produk, dan harus menjaga pendapatan utama mitra usaha.
  6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota harus jelas jumlahnya, saat transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk yang ditetapkan perusahaan.
  7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang peroleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang atau jasa.
  8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan oleh anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra.
  9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antar anggota pertama dan anggota berikutnya.
  10. Sistem perekrutan, bentuk penghargaan dana secara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan sebagainya.
  11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan wajib membina dan mengawasi anggota yang direkrutnya.
  12. Tidak melakukan kegiatan money game.
  13. Dalam penerapan Maqashid Syariah untuk melihat halal atau tidak, maka harus dilihat sejauh mana praktiknya setelah dikaji sesuai dengan ajaran agama syariat Islam. Jadi tidak serta merta dilihat dari merk dan labelnya apakah berlabel syariah atau tidak, tetapi penting mengedepankan beberapa persyaratan yang sesuai dengan syariat islam agar tercapainya sebuah Mashlahat.

Kesimpulan

Multi Level Marketing atau MLM adalah sistem pemasaran yang memanfaatkan jaringan distributor untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen. Meski sering dikaitkan dengan Pyramid Scheme, MLM sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan. MLM menekankan pada penjualan produk, bukan pada perekrutan anggota baru. Beberapa perusahaan besar seperti Amway dan Herbalife Nutrition adalah contoh dari perusahaan yang menerapkan sistem MLM.

Meski MLM menawarkan peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan fleksibilitas waktu kerja, MLM juga memiliki risiko. Selain itu, bisnis MLM juga perlu dipastikan legalitasnya.

Baca juga: 6 Perbedaan Bisnis dan Jualan, Ibarat Langit dan Bumi

Apapun strategi bisnis yang diterapkan, pengelolaan keuangan bisnis harus tetap berjalan seefisien dan seefektif mungkin agar pertumbuhan bisnis lebih terjamin. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan software akuntansi atau aplikasi keuangan dari Zahir.

Zahir adalah solusi pengelolaan keuangan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda. Mulai dari pelacakan penjualan, pengelolaan inventaris, hingga pembuatan laporan keuangan, semua bisa dilakukan dengan mudah menggunakan Zahir.

Jadi, jika Anda serius ingin membawa bisnis Anda ke level berikutnya, mulailah dengan mengelola keuangan Anda dengan baik.