Dian Pelangi
 

Wanita belia ini belum lama berkiprah di dunia mode fashion, akan tetapi siapa sangka dia sanggup berkarya dan memamerkannya di dalam negeri hingga mancanegara. Memang permulaannya tidak semulus yang kita duga. Banyak rintangan yang dia hadapi yang justru menjadi batu loncatan untuk terus berusaha agar karyanya bisa diterima oleh khalayak ramai.

Mungkin di antara para sahabat ada yang sudah familiar dengan nama Dian Pelangi. Ya, dia adalah perancang busana dengan gaya trendi masa kini dengan sentuhan Islami tanpa menghilangkan cita rasa tradisional Indonesia. Kesuksesannya layak untuk diperbincangkan agar menjadi inspirasi bagi para sahabat. Yuk kita telusuri awal mulanya dan seperti apa tips untuk mencapai keberhasilannya.

Kami berkesempatan berbincang cukup dekat langsung bersama dengan Bapak Tito Haris selaku Business Development Manager Dian Pelangi yang tentunya sekaligus sebagai suami Dian. Selain beliau, Bapak Achmad Fauzi sebagai orang kepercayaan di bidang IT juga turut membeberkan rahasia pengelolaan keuangan bisnisnya hingga sesukses sekarang. Di kantor manajemen termasuk butik di kawasan Kemang Jakarta Selatan ini kami memperoleh banyak kisah menarik yang patut disebarkan bagi para sahabat sebagai berikut ini.

Pada mulanya bisnis di bidang busana yang diembannya didirikan oleh kedua orang tua Dian pada tahun 1991 yang juga merupakan tahun kelahiran Dian. Ada tebersit di dalam pikiran ibunda dan ayahandanya bahwa bisnis ini sebaiknya diberi nama Dian sebab usaha ini kelak akan diteruskan olehnya saat dewasa. Karena busananya sebagian besar menggunakan teknik “jumputan” yakni teknik warna-warni khas Palembang yang istilah lainnya adalah Pelangi, maka istilah Pelangi diambil untuk melengkapi nama bisnis ini menjadi Dian Pelangi.

Walaupun model kain yang dihasilkan termasuk kategori modern, nilai rasa khas tradisional Indonesia pun tidak serta-merta dilupakan begitu saja. Jika ditelisik lebih lanjut, detil kain rancangan Dian Pelangi ini kental akan corak batik dan songket. Gabungan ini sengaja menjadi pilihan karena sehubungan ayahanda keturunan Pekalongan dan ibunda keturunan Palembang.

Seiring dengan berjalannya waktu, Dian yang sudah lulus dari sekolah fashion ESMOD ketika berumur 18 tahun sudah mampu menjadi perancang utama (main designer) di butik Dian Pelangi. Karena memiliki jiwa anak muda, fresh, dan colorful, Dian diterima menjadi anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Muda Indonesia dan dipilih dalam Jakarta Fashion Week 2009. Di sinilah cikal bakal Dian Pelangi dikenal oleh banyak orang.

Untuk meningkatkan kesadaran orang banyak akan nama Dian Pelangi, wanita yang bernama lengkap Dian Wahyu Utami ini bersama-sama dengan suami dan orang tuanya senantiasa menjalin silaturahim dengan pemerintah negara Indonesia khususnya kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Dian Pelangi sering mendapat tawaran dan ajakan untuk memamerkan karyanya di luar negara seperti Prancis, Qatar, Sudan, Jordan, Malaysia, Singapura, dan masih banyak lagi. Bahkan tanggal 26 September 2014 nanti Dian diundung dalam acara DC Fashion Week di Washington DC yang masih ada kaitannya dengan acara sebelumnya yakni pemilihan bakat bekerja sama dengan salah satu media swasta di Indonesia.

Dian Pelangi saat ini sudah memiliki 16 cabang yang tersebar di Indonesia termasuk 1 cabangnya berada di Malaysia. Untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan prestasi bisnisnya, Dian Pelangi memiliki tim muda yang kreatif, giat, dan sungguh-sungguh. Banyak upaya yang ada dalam usaha ini di antaranya pertama upaya agar Dian Pelangi menjadi pemimpin dalam bisnis busana muslim dengan syarat model yang unik/ khas sehingga setiap orang yang melihat karyanya akan otomatis terucap “Ini pasti fashion Dian Pelangi”. Kedua, bisnisnya ikut mendukung melestarikan warisan seni tradisional Indonesia. Hal ini tampak betul dari corak batik, jumputan, dan songket di setiap rancangannya. Ketiga, memperluas jaringan pemasaran dengan memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram yang selama ini terbukti langsung bersentuhan dengan khalayak ramai. Media sosial juga dijadikan oleh Dian Pelangi sebagai jembatan untuk memahami aspirasi seperti kritik dan saran dari para peminat busana Dian Pelangi. Dan yang terakhir adalah pengelolaan keuangan usaha secara tepat untuk meminimalisasi kesalahan sekaligus efisiensi waktu dalam mengambil keputusan bisnis.

Kini anggapan miring tentang Dian Pelangi yang diragukan kemampuannya di bidang perancangan busana sudah dapat ditepis dengan banyak karyanya yang terbukti diterima banyak orang dan sudah dipamerkan di dalam dan luar negeri dengan berbagai label lainnya seperti Tenun Pelangi, Batik Pelangi, dll.

Semakin berkembangnya usaha, semakin pesatnya juga frekuensi transaksi yang terjadi. Bapak Achmad Fauzi menuturkan bahwa perkembangan bisnis Dian Pelangi menuntut kami untuk meninggalkan cara lama yang serba manual. Alasannya pekerjaan manual yang diandalkan pada saat itu menimbulkan kerumitan tersendiri seperti tidak terkendalinya stok barang. Tidak jarang stok hilang atau rekaman database yang tidak valid di aplikasi yang serba terbatas sebelumnya apalagi Dian Pelangi sudah memiliki cukup banyak cabang. Berkat rekomendasi kenalannya di Pekalongan, Bapak Oji begitu beliau akrab disapa, memutukan untuk memilih software akuntansi sebagai penunjang pencatatan keuangan dan stoknya. Meski baru mengimplementasikan software yang dimaksud sejak bulan Mei 2014 lalu, nyatanya segala kerumitan yang pernah dialami sebelumnya dapat berangsur-angsur berkurang. Bapak Oji merasa penggunaan software akuntansi tidak hanya untuk mengorganisasi keuangan, tetapi juga memudahkan pekerjaan sehingga cepat untuk mengambil keputusan bisnis. “Salah satu fitur yang sangat kami perlukan yakni adanya laporan barang paling laris sehingga kami bisa mengetahui barang apa saja yang memang paling diminati dan bisa mengevaluasinya”, ujar beliau.

Dari uraian di atas kita bisa ambil pelajaran berharga sekaligus menjadi inspirasi kesuksesan untuk kita seperti berikut ini:

  1. Menjadi pengusaha tidak harus selalu memiliki umur yang matang (mature) tetapi yang diperlukan adalah kemampuan dan kesungguhan yang terus-menerus dalam merintis usaha.

  2. Kerja kompak dalam tim harus selalu diterapkan. Ingat pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.

  3. Selalu jalin jaringan kerja (network) dengan pihak luar untuk melakukan kerja sama, penajaan (sponsorship), dll.

  4. Buat seunik mungkin karyamu sehingga orang lain akan otomatis tersadar bahwa apa yang mereka lihat adalah karyamu.

  5. Manfaatkan internet untuk menembus pangsa pasar yang lebih luas. Media sosial menjadi alat ampuh dalam perluasan pemasaran sekaligus sebagai alat untuk melihat langsung aspirasi pelanggan.

  6. Pilihlah perangkat akuntansi yang tepat untuk pengelolaan stok dan keuangan bisnis.

Demikianlah kisah sukses Dian Pelangi yang sangat baik menjadi inspirasi pencapaian kesuksesan bagi kita.