Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. (Wikipedia)

Tak jarang kita mencari informasi dari internet Cara Membuat Laporan Keuangan namun terlalu banyak yang berisi istilah-istilah rumit. Tidak setiap pelaku bisnis kecil ataupun menengah bisa menerapkannya. Faktanya Laporan Keuangan adalah Kunci Kesuskesan (Key to Success) sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya baik dari skala besar maupun kecil.

Pada perusahaan skala besar, laporan keuangan biasanya sudah dijalankan sedemikian rupa dengan sangat tertata oleh seorang akuntan, dan tak jarang juga perusahaan skala besar ataupun menengah yang menggunakan Software Akuntansi untuk membantu memudahkan membuat laporan keuangan dalam hitungan detik.

Laporan Keuangan sendiri tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk mengetahui Laba Rugi (Profit and Loss Statement). Namun juga salah satu sumber informasi untuk mengambil keputusan dalam menghadapi persaingan bisnis.

Berikut ini macam-macam Laporan Keuangan Dalam SAK ETAP Tahun 2009 yang ditetapkan IAI:

• Laporan Laba Rugi (Profit and Loss Statement / Income Statement):
Laporan laba rugi, adalah laporan keuangan yang memperlihatkan detail pendapatan yang di dapat dan beban yang terjadi selama satu periode akuntansi di suatu perusahaan atau untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian pada periode tersebut.

• Laporan Arus Kas (Cash Flow):
Laporan arus kas, adalah laporan keuangan yang memuat segala informasi untuk mengetahui arus kas masuk dan kas keluar, dan juga melihat pengaruhnya terhadap saldo kas akhir periode. Arus kas masuk seperti pendapatan, sedangkan arus kas keluar seperti beban biaya yang dikeluarkan perusahaan.

• Neraca (Balance Sheet):
Neraca, adalah laporan keuangan yang menunjukkan jumlah modal, harta, dan utang dari suatu perusahaan selama satu periode akuntansi di perusahaan tersebut. Neraca adalah laporan keuangan yang sangat penting sekali bagi pelaku usaha.

• Laporan Perubahan Modal atau Ekuitas (Capital Statement):
Laporan perubahan modal, adalah laporan keuangan yang memperlihatkan detail informasi mengenai perubahan modal suatu perusahaan yang sedang berjalan, yang terjadi selama satu periode akuntansi, berfungsi untuk mengetahui apakah modal perusahaan bertambah atau berkurang. Perubahan Modal atau Ekuitas sendiri di dapat dari selisih jumlah Aset (Aktiva: dalam istilah akuntansi) setelah dikurangi dengan Kewajiban (Pasiva: dalam istilah akuntansi).

• Catatan atas Laporan Keuangan (Note of Financial Statement):
Catatan atas Laporan Keuangan, adalah catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang, kelangsungan usaha, piutang, kewajiban kontinjensi, atau informasi kontekstual untuk menjelaskan angka-angka keuangan (misalnya untuk menunjukkan gugatan). (Wikipedia)

Untuk membuat laporan keuangan, seperti yang sudah jelaskan di atas, ini adalah yang harus di siapkan, di antaranya:

1. Buku Catatan Kas
2. Buku Catatan Pembelian Barang
3. Buku Catatan Persedian Barang
4. Buku Catatan Biaya
5. Buku Catatan Penjualan
6. Buku Catatan Utang
7. Buku Catatan Piutang

Siapkan tujuh buku catatan dengan kegunaannya masing-masing untuk mencatat tujuh poin di atas. Karena untuk satu transaksi, Kita akan melibatkan minimal dua buku, seperti saat mencatat pengeluaran biaya maka Kita akan mencatat di buku kas dan buku biaya. Begitu juga saat ada transaksi penjualan atau pembelian, Kita akan melibatkan beberapa buku untuk mencatat transaksi tersebut.

Untuk lebih detail, transaksi penjualan dan pembelian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1. Transaksi Penjualan

2. Transaksi Pembelian

Setelah memahami gambaran di atas, yang harus Kita lakukan pertama kali adalah menghitung jumlah modal dan utang. Ini sangat diperlukan untuk membuat neraca awal. Hitung jumlah modal dan utang secara sederhana seperti contoh berikut ini.

Uang tunai sekarang misalnya Rp. 7.000.000
Persediaan barang Rp. 20.000.000
Utang total sejumlah Rp. 11.000.000
Modal sebesar Rp. 16.000.000

Setelah itu, Kita baru bisa membuat neraca awal. Dari angka di atas, Anda dapat membuatnya seperti berikut.

Dengan begitu, Kita mengetahui bahwa kondisi neraca awal UKM Kita berada pada titik seimbang di angka Rp. 27.000.000. Lalu Kita isi atau buat buku kas, buku penjualan, buku biaya, dan lain-lain seperti yang telah disebutkan pada tujuh jenis buku di atas. Untuk menyusun tiap-tiap buku laporan, Kita hanya perlu membuat kerangka atau tabel seperti berikut ini:

Kita langsung saja pada contoh kasus, misalnya Anda adalah pemilik UKM “Smartphone YOLO” yang berkonsentrasi pada usaha dagang Handphone dan Aksesoris. Pada tanggal 6 mei 2017, Anda melakukan transaksi penjualan dengan seorang pelanggan bernama Tn. Andi dan Anda berhasil menjual 14 buah Handphone, 8 buah Casing, dan 9 buah Kartu Memori dengan harga keseluruhan Rp. 19.000.000. Satu hari kemudian Anda membayar tagihan internet dan rekening listrik sebesar Rp. 950.000. Dengan transaksi tersebut, buku yang akan dipengaruhi, antara lain sebagai berikut:

Buku Kas
Buku Penjualan
Buku Persediaan
Buku Biaya

Jika ditulis dalam bentuk laporan, akan tergambar seperti berikut:

1. Buku Kas

2. Buku Penjualan

3. Buku Persediaan

Setelah satu hari kemudian, Anda mengeluarkan biaya untuk membayar tagihan internet dan listrik sebesar Rp. 950.000. Buku yang dipengaruhi adalah sebagai berikut:
1. Buku Kas

2. Buku Biaya

Dari semua laporan tersebut, jika Anda ingin menghitung pendapatan, caranya sangat mudah sekali yaitu dengan menggunakan rumus berikut ini.

1. Harga Pokok = Saldo Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
2. Laba Kotor = Penjualan – Harga pokok pembelian
3. Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya

Dengan mengetahui prinsip dasar dalam membuat laporan keuangan sederhana untuk UKM seperti uraian di atas, setidaknya Anda akan mendapatkan gambaran lebih mudah dan jelas posisi keuangan usaha Anda. Selain itu, Anda juga akan mengetahui bagaimana harus menjalankan bisnis Anda dan mengambil keputusan yang tepat untuk bisnis Anda kedepannya.

Oleh : Okasyah