Laporan Arus Kas

Berikut ini sebuah artikel yang membahas mengenai metode yang lebih baik digunakan pada Laporan Arus Kas, apakah Direct Method atau Indirect Method dan apakah alasannya metode tersebut dipilih?. Semoga bermanfaat.

Anda yang berkecimpung di dunia keuangan pasti mengenal aksioma keuangan “Cash is King”. Bisnis yang baik jika arus kasnya tidak lancar maka tidaklah sehat. Bagaimana cara bisnis melaporkan dan mengelola uang kas yang mereka terima dan keluarkan? Standar internasional lebih menyukai penggunaan Direct Method (DM/langsung) dibandingkan dengan Indirect Method (tidak langsung) dalam pelaporan arus kas. Namun, para akuntan masih meragukan manfaat DM dibandingkan dengan Indirect yang lebih umum digunakan.

Artikel di Singapore Mnagament University menjelaskan tentang makalah berjudul “Are Direct Cash Flow Disclosures Informative? A Revisit”, karya dari profesor di bidang akuntansi dari Singapore Management University Yoonseok Zang dan Steven Orpurt menunjukkan bahwa DM lebih baik dalam memprediksikan kinerja dan pendapatan. Kesimpulan ini diambil berdasarkan studi dari 100 perusahaan AS yang menggunakan laporan arus kas Direct.

Laporan DM menjelaskan sumber arus kas masuk dan keluar langsung untuk memfasilitasi pengukuran risiko organisasi. Format dari laporan arus kas DM berbeda dengan laporan arus kas IM dimana laporan DM langsung melaporkan arus kas individual dari berbagai aktivitas operasi, misalnya koleksi dari pelanggan, gaji karyawan atau pembelian persediaan. Sementara itu, laporan arus kas tidak langsung diturunkan dari pemrosesan data dari laporan keuangan untuk memfilter item non kas seperti penjualan dan pembelian kredit serta penyesuaian lainnya.

Karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan pendapatan operasi terkait erat hubungannya dengan nilai perusahaan, maka tujuan utama dalam pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan data yang dapat membantu pengguna akuntansi dalam mengukur jumlah dan waktu arus kas dan pendapatan di masa depan. Laporan arus kas disebut-sebut bermanfaat dalam memprediksi arus kas dan pendapatan di masa depan, namun dampaknya kurang banyak diketahui.

Karena terdapat beberapa opini, maka standar akuntansi merekomendasikan penggunaan metode DM sekaligus membolehkan penggunaan laporan arus kas IM. Menurut Zang, terdapat beberapa studi mengenai manfaat DM namun bukti empirisnya hanya terbatas. Oleh karena itu, hal ini mendasari Zang dan Orpurt untuk melakukan penelitian mengenai manfaat yang diperoleh perusahaan yang mengadopsi metode langsung dalam laporan arus kas.

Tujuan penelitian mereka adalah menunjukkan bahwa laporan arus kas dengan metode langsung dapat memberikan prediksi yang akurat mengenai arus kas dan pendapatan perusahaan di masa depan. Total angka kas yang dihasilkan memang sama, baik menggunakan metode langsung maupun tidak langsung. Namun, menurut mereka, karena alasan operasional, angka tersebut saja tidaklah cukup untuk pengambilan keputusan manajemen. Untuk dapat beroperasi secara efisien, membayar obligasi dan tumbuh secara finansial, maka organisasi haruslah mempunyai pemahaman mengenai posisi kasnya pada saat ini dan masa depan Misalnya, ketika ada pemeblian persediaan dan harus membayar gaji karyawan, maka piutang yang diperoleh dari penjualan kredit tidak dapat digunakan untuk membayar item tersebut. (RP)

sumber: http://www.managementfile.com/column.php?sub=finance&id=288&page=finance

 

Cashflow