industri kreatif

Jenis Usaha Industri Kreatif Dan Kendalanya

Ada 14 jenis industri kreatif di Indonesia dimana pemerintah sudah mengenalkannya melalui Perpres No.8 Tahun 2008. Adapun jenis industri kreatif tersebut meliputi: periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, video, film, animasi, fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, komputer dan piranti lunak, televisi dan radio serta riset dan pengembangan.

Tidak seperti industri manufaktur, industri kreatif tidak membutuhkan produksi dalam jumlah besar. Industri kreatif ini lebih menekankan pada kualitas dan kreativitas yang dimiliki sumber daya manusianya. Inilah yang menyebabkan pelaku industri kreatif muncul dari kelompok industri kecil menengah.

Layaknya pertumbuhan bisnis pada umumnya, pertumbuhan industri kreatif tidak terlepas dari kendala. Setidaknya ada 3 kendala utama yang dihadapi oleh pelaku bisnis ini, yaitu:

1. Pembajakan

Daya beli masyarakat yang rendah mengakibatkan maraknya pembajakan karya-karya kreatif. Hal ini dikarenakan hak cipta produk industri kreatif kebanyakan produk-produk komunitas atau usaha yang sudah mapan. Untuk mengurus hak ciptapun dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Inilah yang membuat keenganan untuk menciptakan kreatifitas baru.

2. Pendanaan

Minimnya pengakuan terhadap kegiatan industri kreatif menyebabkan kurangnya mendapat dukungan dari bank. Dengan keterbatasan modal yang dimiliki pelaku bisnis ini membuat tersendatnya usaha sehingga mereka hanya bergantung pada pesanan

3. Peningkatan ketrampilan

Terbatasnya pendidikan di bidang industri kreatif mengakibatkan terbatasnya individu atau sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Padahal industri kreatif memberikan kontribusi yang signifikan pada perekonomian. Tenaga-tenaga dengan ketrampilan yang memadai tidak akan terbentuk tanpa adanya pendidikan industri kreatif yang memadai pula. Selain itu industri kreatif juga menunjukkan karakter dan identitas bangsa.

Sebagian besar produk industri kreatif ini adalah produk pendukung pariwisata. Namun sayangnya produk kreatif di tempat wisata harganya masih relatif rendah, padahal memiliki kualitas yang bagus. Ini terjadi karena pengrajin yang masih berskala kecil tersebut menghitung harga jual berdasarkan biaya bahan baku atau produksi, tanpa menghitung nilai seni yang terkandung dalam produk tersebut. Maka dengan adanya dukungan pendidikan industri kreatif terhadap para pengrajin diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka baik dalam segi pengetahuan produk maupun menentukan harga jual.

Selain industri pariwisata, industri kreatif yang berbasis rumahan pun juga perlu mendapatkan perhatian. Dalam mengelola usaha ini selain modal, juga harus memiliki kreatifitas yang tinggi dan jeli melihat pasar. Adapun jenis usaha yang dapat dilakukan adalah:

1. Kerajinan dengan unsur etnik

Saat ini selain baju yang bernuansa batik, dompet, tas, laptop case, bahkan sepatu mulai dipadu-padankan dengan batik atau kain dengan unsur etnis. Anda bisa membuat desain sendiri untuk menghasilkan karya yang berbeda.

2. Bisnis pakaian

Bisa dikatakan bisnis pakaian ini adalah salah satu bisnis yang kebal krisis dan selalu dicari oleh semua kalangan dan umur. Jika anda hobi mendesain baju dan memiliki ketrampilan menjahit, anda bisa mencoba usaha ini. Anda bisa merancang pakaian yang sedang diminati pasar dengan memberikan sentuhan yang menjadi ciri khas anda.

3. Usaha otomotif

Anda hobi mengotak-atik mesin kendaraan? membuat modifikasi atau memiliki pengetahuan otomotif yang mumpuni?. Peluang bisnis di bidang ini masih terbuka lebar mulai dari servis, perawatan, atau jual beli kendaraan, beserta aksesorinya.

Industri kreatif dapat dijalankan dalam skala kecil sampai menengah, tidak harus selalu dalam skala besar. Namun dalam pengelolaannya harus dilakukan secara profesional. Seringkali kendala yang dijumpai adalah mengenai pemasaran. Misalnya sedikitnya minat warga lokal terhadap produk kerajinan tradisional, namun di luar negeri produk tersebut menarik banyak pembeli. Untuk itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak seperti Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta dinas terkait untuk mengembangkan industri kreatif Indonesia.

Selain itu dengan struktur industri berbasis tradisi dengan budaya yang kuat, maka kekayaan intelektural dan budaya bangsa dapat dilestarikan untuk menghasilkan produk-produk inovatif dengan nilai tambah yang tinggi.