AFTA

5 Tips Pengusaha Menghadapi AFTA

Persaingan global antara negara-negara ASEAN baik secara ekonomi maupun SDM akan meningkat secara signifikan. Salah satu bentuknya yaitu ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia, serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. Dalam era persaingan global, Indonesia dihadapkan pada serangkaian tantangan yang cukup kompleks. Iklim persaingan di Indonesia akan menjadi semakin ketat. Penetapan AFTA membuat produk-produk dari negara ASEAN semakin membanjiri pasar tanah air. Sehingga dikhawatirkan produk Indonesia dapat kalah bersaing dengan produk impor dari negara lain.

Dalam menghadapi fenomena tersebut, dibutuhkan peran pengusaha dalam menciptakan peluang bagi masyarakat di sekitarnya. Untuk itu, inovasi dan ide kreatif harus selalu ditumbuhkan. Dengan adanya inovasi, seorang pengusaha dapat menciptakan produk yang unik dan berbeda. Nilai tambah yang disajikan oleh pengusaha tersebut diharapkan menjadi salah satu keunggulan agar produk dapat bersaing di tengah persaingan global. Berikut adalah 5 tips pengusaha menghadapi AFTA

1. Meningkatkan kualitas diri bersifat global

Meningkatkan kualitas diri bersifat global yaitu meningkatkan ketrampilan yang harus dipenuhi oleh seorang pengusaha agar dapat bersaing, yaitu: kemampuan berkomunikasi secara verbal, kolaborasi, profesional di bidangnya, mampu menulis dengan baik, serta kemampuan untuk memecahkan masalah Dalam kualitas SDM di indonesia mulailah untuk mempelajari dan memahami bahasa-bahasa internasional seperti bahasa Inggris dan Mandarin untuk kemudahan berkomunikasi bersifat global dalam bernegosiasi dan melakukan komunikasi bisnis yang pasti sangat dibutuhkan untuk menghadapin AFTA.

2. Menginovasikan Produk lebih berkualitas

Meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing dengan negara lain. Adanya inovasi, seorang pengusaha dapat menciptakan produk yang unik dan berbeda agar memberikan nilai tambah yang disajikan oleh pengusaha tersebut. Pengusaha harus menginovasikan produk dan berorientasi lebih baik menjual produk mahal yang berkualitas dari pada menjual produk murah, namun merugikan orang lain. Jangan mengecewakan pihak-pihak yang terlibat dalam dunia bisnis (seperti konsumen, supllier, atau rekan bisnis lain) hanya karena kepentingan pribadi, sehingga diharapkan produk dalam negeri menjadi salah satu keunggulan agar produk dapat bersaing di tengah persaingan global.

3. Membangun infrastruktur
Pemerintah juga memiliki peran dalam mengevaluasi infrastruktur yang mempersulit pendistribusian seperti akses jalan antar desa, antar kota yang akan menambah biaya pendistribusian produk. Perlu dibuat sebuah rencana dalam mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur, khususnya listrik, jalan, air bersih, dan pelabuhan. Masalah infrastruktur merupakan pekerjaan rumah Pemerintah yang harus diselesaikan sesegera mungkin dalam menghadapi AFTA 2015. Tercapainya infrastruktur yang memadahi akan berpengaruh besar terhadap daya saing produk dalam negeri. Akses insfrastruktur benar-benar merupakan faktor penentu dalam memperlancar sirkulasi produk yang mempunyai daya saing tinggi. Apalagi, ketersediaan infrastruktur mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

4. Mental yang tangguh

Dalam menghadapi AFTA seorang pengusaha harus memiliki mental yang tangguh dan berfikir positif. Cara untuk bagaimana bisa bertahan dan maju untuk menjadi lebih baik tidak mudah menyerah dan rasa putus asa harus dihilangkan dan bangkit dari keterpurukan harus dilakukan. Salah satu alasan untuk tidak putus asa adalah menyadari bahwa kesuksesan adalah sebuah proses.
Dibangun sebagai seorang pengusaha adalah mental mencari peluang, belajar berfikir kreatif untuk mencari ide-ide positif yang bisa dikembangkan dan memiliki karakter mental yang kuat dalam menghadapi persaingan diera global. Fokus kepada tujuan dapat menjadikan semangat pengusaha untuk terus maju. Dengan hal seorang pengusaha tetap akan bertahan dan survive dalam persaingan yang ada dalam era global.

5. Mengedukasi untuk mencintai produk dalam negeri

Perlu diedukasikan rasa nasionalisme pada masyarakat agar kita lebih bangga menggunakan produk dalam negeri dibandingkan menggunakan produk buatan luar negeri. Sikap inilah yang perlu dibangun, agar memiliki rasa cinta akan produk-produk dalam negeri sehingga akan membuat pengusaha menjadi lebih berkembang, sehingga jiwa pengusaha akan memberikan manfaat bukan hanya bagi dirinya sendiri, namun juga orang lain serta bangsa dan negara. Jika masyarakat lebih bangga menggunakan produk sendiri, maka industri lokal akan terus bertahan. Hal ini juga harus dijadikan pekerjaan rumah untuk para pengusaha agar meningkatkan mutu dan kualitas produk dalam negeri untuk bersaing di era AFTA.

Dari kelima tips yang telah saya uraikan, Kita harus terus maju dan bergerak dalam menciptakan karya dan inovasi baru dalam meningkatkan mutu kualitas produk dan meningkatkan kualitas SDM. Agar para pengusaha nasional bisa bersaing didalam negeri maupun di negara-negara lain saat AFTA diberlakukan. Pemerintah pun perlu ikut serta dalam memfasilitasi mereka. Sedangkan untuk memperkuat pasar domestik, arah pembangunan nasional perlu direposisi agar lebih fokus ke industri pertanian dan manufaktur. Pemerintah juga harus tetap melindungi sektor-sektor tertentu yang berkaitan langsung dengan ketahanan ekonomi nasional saat perjanjian perdagangan bebas AFTA (Asean Free Trade Agreement/AFTA) diberlakukan pada 2015 .

sumber :

https://www.tarif.depkeu.go.id/Others/?hi=AFTA

contoh pembukuan